Setelah Beberapa Tahun, Akhirnya Main ke Malang

Malang, menjadi tempat singgah yang paling berkesan bagi saya. Tempatnya yang nyaman, dingin, ramai namun tenang, juga tentang seseorang menjadikan tempat itu adalah tempat yang menyimpan sebuah cerita bagi saya.

Pertama berkunjung di Malang, adalah ketika saya mengikuti kegiatan Super Leader Camp, bersama teman-teman Yatim Mandiri selama beberapa hari, tepatnya di air terjun Coban Rondo.

Kemudian, kedua kalinya saya di Malang, adalah ketika bekerja di sebuah tempat. Ditempat kerja itu, juga menjadi cerita yang menyenangkan, sebab bagi saya semua teman-teman kerja waktu itu membuat saya banyak belajar tentang sesuatu, sesuatu apa saja.

Ketiga kalinya, sebenarnya hanya lewat, ketika saya dan teman-teman dari Jombang untuk meluruskan sesuatu, hehe.

Dan yang keempat kalinya, adalah beberapa waktu yang lalu, hari apa ya? saya lupa. Perjalanan ke Malang kali ini, bukan sebuah liburan, atau sekedar jalan-jalan, akan tetapi mengantar teman-teman saya menemui seseorang, bahasa kantorannya itu “rapat”, hehe.

Walaupun hanya sekedar mengantarkan teman-teman saya, saya sangat senang, kenapa? Sebab tujuannya adalah Malang. Yaps, entah mengapa Malang begitu istimewa bagi saya, tentu karena suatu hal yang tidak bisa saya ceritakan dengan bar-bar.

Perjalanan waktu itu, dimulai dari Sidoarjo, kurang lebih pukul 09.00 mungkin lebih sedikit, sebab masih menunggu 2 teman yang lain dari TDC Unair yang masih di perjalanan menuju tempat saya bekerja.

Ketika 2 teman tersebut sudah datang, kami berempat menaiki mobil untuk segera berangkat. Saya sebagai sopir waktu itu agak gugup, bukan karena saya sebagai laki-laki sendiri di dalam mobil, melainkan karena itu pertama kalinya saya menyetir mobil dengan jarak cukup jauh dari Sidoarjo ke Malang.

Ya, memang jarak itu dekat untuk yang sudah terbiasa mengendarai mobil, namun bagi saya yang baru bisa menyetir, itu adalah perjalanan yang cukup jauh. Terlebih membawa penumpang. Sejujurnya, sebelum berangkat saya sudah berpikir yang tidak-tidak, terutama tentang keselamatan.

Namun, setelah berangkat, dan memasuki gerbang tol Sidoarjo, kegugupan saya mulai pergi begitu saja, tentunya saya selalu membaca Sholawat selama didalam perjalanan, selain karena itu adalah pesan dari Ibu saya, juga saya merasa lebih nyaman dan aman ketika membaca Sholawat itu, hehe.

Didalam perjalanan, selain mencoba tenang dan Alhamdulillah memang bisa tenang, saya melajukan mobil yang kami tumpangi dengan tidak terlalu cepat, sebab saya tidak pernah melewati jalur tersebut.

Semakin menuju keselatan, semakin sepi pula kendaraan yang ada. Setelah agak paham jalanan di tol Sidoarjo – Malang tersebut, saya mulai memacu kendaraan agak lebih cepat, kurang lebih sekitar 120km/jam.

Didalam perjalanan menuju Malang, pemandangannya benar-benar menakjubkan, beberapa kali Mbak Dita, juga mengambil foto beberapa bukit, sebenarnya saya juga ingin sekali mengabadikan keindahan pemandangan tersebut, tapi ya sudahlah, dilihat secara langsung sepertinya lebih indah.

Selama perjalanan, saya tidak banyak bicara, kecuali beberapa kali yang saya pahami, ketiga orang lainnya yakni Mbak Dita, Mbak Noura dan Mbak Sangga juga asyik ngobrol santay.

Saya hanya fokus di jalanan sambil sesekali melihat Google Maps dan jam di hp saya. Ini saya lakukan untuk memperikrakan jam berapa nanti bisa sampai di Malang, sebab janjian ketemuannya adalah jam 11 siang.

Perjalanan terus berlanjut, saya melihat jam sudah pukul 09.40 an, dan perjalanan waktu itu sudah semakin dekat dengan lokasi yang akan di tuju, setelah mengetahui waktunya masih cukup panjang, saya agak memperlambat laju kendaraan.

Setelah beberapa menit kemudian, sampailah di dekat pintu keluar tol Pakis, mobil saya melipirkan ke jalur kiri untuk kemudian keluar di tol Pakis tersebut.

Saat keluar pintu tol, waktunya juga masih sangat panjang, masih jam 10 kurang waktu itu, sehingga saya memilih untuk santay saja dalam memacu kendaraan, selain karena waktunya masih panjang, juga karena jalanannya cukup ramai.

Kemudian jam 10an lebih sedikit, sampailah di Cemorokandang dan perjalanan di teruskan menuju sebuah perumahan yang tempatnya naik turun – turun lagi – naik lagi, wkwk. Memang ciri khas Malang seperti itu.

Sesampainya di lokasi yang dituju, ketiga teman-teman tadi turun untuk menemui seseorang, kurang tau apa yang di bahas, namun yang pasti membicarakan soal bisnis kecantikan, karena kebetulan beberapa waktu yang akan datang di tempat saya kerja memang akan mengadakan launching produk kecantikan.

Pertemuan itu hanya beberapa menit, tidak sampai setengah jam, saya menunggu di bagasi mobil sambil menonton anime. Karena lokasinya yang dekat dengan bandara, sesekali terdengar suara pesawat yang cukup nyaring. Sebagai orang desa, tentu saya mencari- cari untuk melihat dimana pesawat itu terbang, wkwk.

Mampir di Cale Cafe Malang

Setelah teman-teman selesai pertemuan rapat, kami melanjutkan perjalan mencari tempat makan, dan tempat yang di tuju adalah Cale Cafe Malang, tempatnya cukup bagus dan tidak terlalu ramai, selain sebagai cafe disini juga terdapat makanan yang enak-enak.

Disana kami memesan makan dan juga minumannya, saya memesan nasi sambel matah, dengan minuman yang direkomendasikan oleh mbak di cafenya, soalnya meskipun saya pecinta kopi, jenis kopi yang saya minum hanya sebatas kopi Kapal Api dan Good Day Coffee saja, yang memiliki nama-nama seperti Americano, Cappucino, dan yang lain-lainnya itu saya ngga paham, wkwk.

Oh iya, btw makanan yang saya pesen recomended, enak banget, meskipun porsinya sedikit sudah bikin kenyang, ya karena memang saya makannya sedikit, tapi beneran enak banget. Mungkin jika sobat berada di Malang, boleh cobain mampir di Cale Cafe Malang, alamatnya ada di Maps yang sudah saya sertakan di atas.

Di kafe tesebut agak lama, mungkin karena teman-teman agak lelah setelah perjalanan, dan saya sebagai sopir tidak merasa lelah sama sekali, karena seneng bisa main keluar selain di kantor wkwk.

Membeli Oleh-Oleh di Retawu Deli (Sebuah Toko Roti)

Setelah pulang dari Cale Cafe Malang, perjalanan di lanjutkan menuju toko roti Retawu Deli untuk membeli oleh-oleh teman-teman di kantor.

Saya sempet nyasar saat menuju kesini wkwk, setelah sampai di lokasi, saya tidak turun dan hanya menunggu di mobil. Karena selain tidak begitu suka roti, saya juga tidak kepikiran membawakan oleh-oleh wkwk.

Ngga tau teman-teman disana membeli roti apa saja, tapi saya yakin harganya ngga seperti roti-roti di Indomaret pastinya, tentunya lebih mahal, namun dipastikan rasanya juga sesuai dengan harganya.

Dari Retawu Deli, perjalananpun selesai, waktu itu kurang lebih sudah jam 1 lewat sedikit. Dan waktunya untuk balik ke Sidoarjo kembali.

Diperjalanan saya menanyakan sholatnya mau di masjid atau di jamak saja. Kata Mbak Dita “emange oleh, kan jarak minimal 80km”, saya nyeletuk “nek di itung tekan Cemorokandang nang TD Unair yowes oleh mbak wkwk” sambil tertawa. Kemudian Mbak Noura menyarankan untuk di masjid saja. Sebenarnya saya kepikiran untuk ke masjid alun-alun Malang, namun dari pada muter-muter, Mbak Dita menyarankan untuk sholat di masjid yang sejalur dengan arah pulang.

Setelah beberapa menit perjalanan pulang, kami mampir di sebuah masjid di pinggir jalan, namanya Masjid As-Syafi’i. Saya dan teman-teman menunaikan sholat dhuhur sambil rehat sejenak. Kemudian perjalananpun dilanjutkan kembali.

Perjalanan di lanjutkan menuju Tol Pandaan, sesampainya di tol, tidak begitu banyak hal yang dilakukan, dan mungkin teman-teman juga sudah lelah, Mbak Dita agaknya sibuk dengan radio mobil yang sudah kehilangan sinyal, sedangkan mbak yang dua lainnya mungkin tertidur.

Di perjalanan pulang, saya juga tidak bicara apa-apa, hanya fokus di jalan. Perjalanan dari Malang menuju Sidoarjo sangat lancar, karena memang jalannya sepi, tidak begitu banyak kendaraan yang lalu lalang.

Sesampainya di dekat pintu tol Sidoarjo, tiba-tiba jalanan macet, terlihat di Google Maps, jalurnya merah, sepertinya telah terjadi laka. Setelah radio sudah mendapatkan sinyalnya kembali, terdengar di radio ternyata di jalan tersebut memang ada kecelakaan yang melibatkan sebuah kendaraan SUV berplat merah dengan Truk.

Kemacetan di situ cukup parah, kurang lebih saya menunggu hampir setengah jam di tol tersebut, hingga pada akhirnya setelah kendaraan yang terlibat kecelakaan di pinggirkan, perjalanan mulai lancar kembali.

Sesampainya di pintu tol keluar Sidoarjo saya meneruskan perjalanan menuju ke Surabaya, untuk mengantar Mbak Noura dan Mbak Sangga di Kampus Unair, waktu itu sudah menunjukkan jam setengah 3 sore. Meskipun sudah agak sore, saya melajukan kendaraan lebih lambat, selain untuk berhati-hati, tol Sidoarjo – Surabaya merupakan tol selalu padat akan kendaraan, mulai dari pagi – siang – sore hingga malam, tidak peduli hari kerja ataupun weekend, tol disini selalu padat pokoknya.

Mobil terus melajut menuju tol Tambak Sumur, dan perjalanan dilanjutkan di daerah Merr, biasanya di jalanan sini cukup ramai, namun kebetulan waktu itu cukup senggang, sehingga perjalanan lebih cepat dari biasanya.

Setelah sampai di Unair, saya berhenti sejenak di Masjid di Unair untuk ke toilet, sebenarnya sekalian mau sholat ashar, tapi saya memutuskan untuk sholat ashar di kantor, karena selain mungkin Mbak Dita sudah lelah, juga teman-teman di kantor sepertinya sedang menunggu (menunggu oleh-oleh roti) wkwk.

Akhirnya perjalanan di lanjutkan, menuju Sidoarjo kembali ke kantor, sesampainya disana, saya istirahat dan setelah itu tidak melakukan apa-apa lagi.

Malamnya, setelah perjalanan dari Sidoarjo – Malang, mata saya benar-benar tidak bisa di ajak melek, akhirnya saya tidur sekitar jam 8an.

Ya, hanya begitu saja sebenarnya ceritanya, hehe..

Reza Ichsani
Reza Ichsani

Jangan mencintai sesuatu terlalu banyak ✨

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *