Super Leader Camp di Lembah Sunyi Coban Rondo 2015

Pada tulisan ini saya ingin menceritakan kembali kegiatan Super Leader Camp yang diadakan oleh Yayasan Yatim Mandiri bersama dengan Sina Sinu di sebuah tempat yang dinamakan lembah sunyi di sekitar Coban Rondo.

Nama blog ini sendiri diambil dari nama tempat tersebut, yakni lembah sunyi, saya juga kurang begitu paham lokasinya, sebab sudah lama sekali, waktu itu saya masih kelas 2 atau 3 SMK, sedangkan saat cerita ini ditulis, sekarang saya sudah umur 24 tahun.

Sebenarnya cerita ini sudah saya tulis di blog beberapa kali, namun karena blog saya mati, tulisannya pun ikut hilang semua. Selain itu, mungkin cerita yang saya tulis saat ini sudah berbeda dengan aslinya, entah sebab lupa, atau tidak ingat (iya sama saja).

Awal Mula

Awal mulanya, saya ditawari oleh keponakan saya Faiz, kebetulan dia bekerja di salah satu cabang Yatim Mandiri yang ada di Jember, selain itu Faiz juga merupakan alumni Yatim Mandiri.

Suatu malam, saya berbincang-bincang dengannya, ditawari untuk mengikuti kegiatan Super Leader Camp, masing-masing cabang Yatim Mandiri yang ada di Jawa Timur akan mengirim 3 perwakilan. Entah sebab apa saya ditawari, mungkin supaya memiliki pengalaman keluar dan berkumpul bersama orang-orang.

Sebelum mengiyakan, saya terlebih dahulu izin kepada Ibu, dan izin ke sekolah untuk tidak mengikuti pelajaran selama beberapa hari. Setelah mendapatkan izin, baru saya mengiyakannya kepada Faiz. Pada saat itu pula, Faiz mengajak saya pergi membeli segala sesuatu yang dibutuhkan, seperti sepatu, pakaian dan perlengkapan lainnya.

Beberapa hari kemudian, teman-teman Faiz datang menjemput, kami berempat mengendarai mobil, menuju Kecamatan Jombang, saya kurang paham kesana melakukan apa, hanya mengikuti mereka saja. Hingga saat hari sudah mulai malam, kami berempat pulang menuju kantor cabang Yatim Mandiri Jember.

Disana, saya dengan Faiz tidur di kantor, hingga waktu subuh saya dibangunkan untuk pergi ke stasiun bertemu dengan 2 orang lainnya yang juga akan mengikuti kegiatan Super Leader Camp. Disana sudah ada Mbak anu (lupa namanya), yang akan menjadi pendamping selama perjalanan dan selama kegiatan Super Leader Camp. Akhirnya, saya juga 2 orang lainnya serta mbak anu tadi pergi menaiki kereta.

Perjalanan pun di mulai, itu adalah perjalanan pertama saya menaiki kereta, dan merupakan perjalanan pertama saya ke luar kota, hehe. Selama perjaanan, saya tidak tidur, mencoba mengamati sekeliling perjalanan, terasa menyenangkan. Sambil terkadang menyaksikan beberapa orang berbincang-bincang di dalam kereta. Ada pula bule yang juga berbincang-bincang dengan penumpang lokal yang fasih berbahasa asing, waktu itu saya terkagum-kagum, sebab penumpang lokal tersebut sangat pandai berbicara bahasa asing.

Ketika hari sudah mulai siang, akhirnya kami sampai di stasiun (kalau tidak salah stasiun Gubeng), mbak anu tadi sibuk menelphone temannya yang ada di Surabaya, mungkin menanyakan alamat, kemudian memesan taksi dan menuju lokasi. Lokasi yang kami tuju adalah Kampus Kemandirian milik Yayasan Yatim Mandiri.

Setelah Sampai di Kampus Kemandirian

Sesampainya di lokasi, saya dan satu teman saya yang laki-laki berkumpul di sebuah ruangan yang sudah disiapkan untuk peserta Super Leader Camp khusus laki-laki. Sedang teman saya satunya berada di tempat lain, sebab dia adalah perempuan.

Selama kegiatan di kampus ini, saya kurang begitu mengingatnya, hanya beberapa hal saja yang saya ingat, yaitu ketika berkunjung ke Kampus UNAIR Surabaya. Juga ketika berkunjung ke Sunan Ampel Surabaya.

Di Kampus ini, kami dibentuk menjadi beberapa tim, saya masuk kedalam tim 5, kedua teman saya yang tadi sudah tidak bersama lagi, namun mereka berdua ternyata 1 tim dengan tim lainnya.

Selama kegiatan disini, memang saya tidak begitu mengingatnya, sebab kegiatannya memang banyak dilakukan di dalam kampus, sehingga kurang begitu seru, hehe. Namun bagaimanapun saya tetap senang karena saya bersama dengan tim yang sangat saya sukai.

Hingga di hari berikutnya, kami semua peserta Super Leader Camp, akan melaksanakan outbond di Malang. Dan disinilah tempat paling seru ketika kegiatan tersebut, serta disanalah saya mengenal seseorang yang pada akhirnya begitu saya cintai. Sebenarnya, dia sudah menjadi satu tim dengan saya sejak di Surabaya.

Seluruh peserta pada waktu itu menaiki bus, entah berapa bus, seingat saya cuman 1 bus saja. Dalam perjalanan kami bernyanyi dan membaca al-ma’tsurat atau waktu itu membaca asmaul husna, saya kurang ingat. Selain itu juga bermain tebak-tebakan hingga pada akhirnya sudah pada kelelahan dan hampir semuanya tertidur didalam bus.

Perjalanan pun tidak terasa, hingga pada akhirnya kami semua sampai disebuah tempat, yang menjadi lokasi tujuan kami semua untuk melaksanakan kegiatan outbond.

Perjalanan ke Lokasi Outbond

Bus berjalan menaiki jalanan menanjak serta berkelok dengan tajam, memang lokasinya di lereng gunung. Waktu itu, kami turun di pinggir jalan, di sebuah warung makan. Sebelum melanjutkan perjalanan, kami semua makan terlebih dahulu di warung yang ada di pinggir jalan tersebut. Baru setelah kenyang, kami berkumpul bersama kelompok atau tim yang sudah di bentuk sebelumnya.

Di tim 5, kami bertemu Kak Bayu, yang mana ia akan menjadi kakak pembina kami selama kegiatan outbond tersebut. Setelah berkenalan, kami berbincang-bincang, mendengarkan Kak Bayu menjelaskan apa yang akan dilakukan selanjutnya, memberitahukan peraturan yang harus di ikuti serta hal-hal lainnya yang perlu di ikuti selama kegiatan.

Dari pinggir jalan tersebut, akhirnya setiap tim berjalan menaiki bukit yang ada di samping warung makan, tepatnya diseberang jalan. Tentu hal ini sangat saya sukai, sebab saya memang orang yang suka dengan alam, selain itu, saya juga suka sekali kegiatan Pramuka, jadi hal-hal yang berkaitan dengan alam sangat seru bagi saya.

Selama perjalanan, kami juga sering beristirahat, beberapa kali Kak Bayu memberikan nasihat dan cerita mengenai dirinya. Pada saat itu pula saya jadi semakin senang, karena Kak Bayu manjadi pembina kami. Perjalanan akhirnya dilanjutkan, medan jalan yang dilalui semakin terjal, menaiki bukit yang dipenuhi dengan rumput liar yang tinggi. Bagi saya yang memang menyukai petualangan tentu ini hal yang seru dan menyenangkan, namun bagi beberapa teman-teman yang lainnya, mungkin ini agak susah dilalui.

Kebetulan di tim saya, beberapa dari mereka sudah memiliki pengalaman menyusuri alam, salah satunya Tugus, yang memang suka mendaki gunung, lalu ada Baskara, yang memang menyukai kegiatan Pramuka, serta Sulis, yang juga sudah berpengalaman dalam kegiatan Pramuka. Dalam tim ini, saya merasa menjadi anggota paling bodoh wkwk.

Setelah beberapa jam menyusuri jalan, kami hampir saja tiba di lokasi, ada teman saya yang sepertinya sudah kelelahan, Linda. Dia terlihat sudah ngos-ngosan, nampak sudah tidak kuat lagi membawa barang-barangnya yang cukup banyak. Karena merasa kasihan, saya pun membawakan barang-barang nya ke lokasi kemah.

Disana, kami mendirikan tenda, beristirahat, masak untuk makan, serta menunaikan ibadah sholat. Kita tahu, bahwasanya suasana alam di Malang terkenal dingin, waktu itu saya hendak mengambil wudhu namun kaget, sebab airnya terasa begitu dingin, dirumah saya meskipun dekat dengan gunung, tidak sedingin di Malang airnya. Hal ini pula yang menjadi alasan bagi saya pada hari-hari berikutnya saya enggan mandi.

Malam pun mulai menutupi langit, terlihat langit sudah mulai gelap. Kami mempersiapkan segala yang dibutuhkan, termasuk air untuk memasak. Saat itu saya memutuskan yang mengambil air, walaupun lokasinya jauh, sebab diantara teman-teman saya yang paling suka berkeliaran. Sedangkan teman-teman yang lainnya mempersiapkan satu tenda lagi untuk sholat dan memasak.

Kegiatan pun terus berlalu..

Disaat istirahat, kadang kami hanya bercanda, saling mengenal lebih dalam lagi. Karena jujur, meskipun satu tim, saya masih kurang mengenal teman-teman se tim saya. Sebab saya orangnya memang susah mengenal orang dengan waktu yang begitu singkat.

Suatu siang, saya hendak menulis sesuatu, entah saya lupa hendak menulis apa, sepertinya kenang-kenangan. Seperti tanda tangan, nama teman se tim, dan entah apa saja yang ingin saya ketahui. Tidak semua saya mintai biodata, hanya beberapa orang saja, termasuk Linda yang sebelumnya kelelahan tersebut.

Ketika itu saya kehabisan isi pulpen, akhirnya saya meminjam pulpen dari Linda, setelah selesai, lalu saya kembalikan, namun ia memberikannya padaku. Kelak, pulpen itu yang menjadi kenang-kenangan untuk-ku setelah ia pergi untuk selamanya *.

Saya pun, sebenarnya hendak memberikan sesuatu kepadanya, namun karena tidak berani berkata, yang hendak saya berikan, malah saya berikan kepada Kak Bayu, ah sungguh bodoh sekali.


Saya akhiri dulu ceritanya disini..

** Linda A, yang merupakan tim 5, saat tulisan ini saya tulis kembali, beliau sudah berpulang, hari ini, kalau tidak salah hitung adalah 100 harinya. Semoga amal ibadahnya di terima di sisi Allah SWT. Beliau orang baik, juga seorang guru di pondoknya, semoga apa yang telah diajarkannya menjadi berkah. Dan semoga keluarga yang di tinggalkannya di berikan kesabaran, ketabahan dan kekuatan untuk terus berjuang, terutama Ibundanya, aamiin.

Reza Ichsani
Reza Ichsani

Jangan mencintai sesuatu terlalu banyak ✨

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *